Jumat, 05 November 2010

Widgets

on

Mungkinkah Menghindari Purgatorium? (Bag. 2)

Sarana V: Memohon
Sarana kelima untuk menghindar dari Pugatorium adalah memohon rahmat-Nya. Ini merupakan sebuah rahasia sederhana namun luar biasa.

Allah telah menjanjikan kepada kita (dan Dia tidak mungkin mengingkari janji-Nya) bahwa apapun yang kita mohonkan dalam doa jika memang hal itu akan baik bagi kita maka pasti akan dikabulkan-Nya.

Yang penting untuk diperhatikan adalah adanya dua kondisi yang diperlukan untuk membuat doa kita menjadi sempurna; iman dan ketaatan. Jika memang doa kita sudah memenuhi kedua kondisi tersebut maka Tuhan sudah pasti tidak akan menolak doa kita.

Hendaklah dalam setiap doa, niat dan tindakan yang kita lakukan disertai dengan permohonan yang sungguh-sungguh agar Allah membebaskan kita dari Api Penyucian.

Bagaimana caranya? Itu adalah keputusan Tuhan

Tuhan tidak pernah menolak doa, terlebih jika doa itu dihunjukkan oleh orang yang dengan setia, tekun dan tanpa pernah berputus harapan tak henti-hentinya memohon setiap hari selama mungkin 20, 30 atau bahkan 50 tahun. Sikap ini menunjukkan iman yang tak tergoyahkan dan ketekunan yang sungguh-sungguh.

Semakin kita mengetahui apa itu Api Penyucian maka hendaklah kita makin bertekun memohon agar dibebaskan darinya.

Itulah sebabnya dalam doa Salam Maria diakhiri dengan: “Doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin”
(Demikian pula dengan doa penutup Rosario: “Lindungilah kami dari yang jahat dan ambillah kami bersama-Mu ketika kami mati”).

Sarana VI: Kerelaan Menjelang Kematian
Sarana VI diteladankan oleh Para Kudus, mereka mengatakan bahwa ketika dalam keadaan sekarat menjelang kematian penyerahan diri yang sempurna dan seutuhnya kepada Tuhan memungkinkan seseorang untuk langsung masuk ke Surga.

Kematian adalah hukuman dari dosa, penyerahan diri seutuhnya secara rela menyenangkan Tuhan sehingga dapat menghapus dosa-dosa kita.

Paus Pius X mengajarkan adanya pengampunan bagi mereka yang setelah menerima Komuni Kudus berdoa:
“Ya Bapa, mulai sekarang dan selamanya aku akan menerima kematian dan seluruh deritanya yang Kau kirimkan kepadaku dengan penuh sukacita”

Maka setiap selesai menerima Komuni Kudus mari kita biasakan untuk mendoakan doa ini.

Dalam setiap kondisi dan keadaan yang kita alami adalah penting bagi kita untuk selalu menerima kehendak Allah baik saat kita masih hidup maupun pada saat kematian.

Segalanya akan jauh lebih mudah ketika kita dengan rela dan penuh sukacita meyakini bahwa Allah selalu memberi yang terbaik bagi kita karenanya menerima apa yang dikehendaki Allah sudah pasti tidak akan membawa kita kepada penderitaan.

Dalam setiap kesulitan baik besar maupun kecil marilah kita selalu ingat Doa Bapa Kami: “...jadilah kehendak-Mu”.
Tindakan sederhana ini dapat mengubah kesedihan menjadi kegembiraan dan kekhawatiran menjadi sukacita di Surga.

Sarana VII: Minyak Suci
Allajh sendiri telah menganugerahkan kita Sakramen Pengurapan yang menurut St. Thomas dan St. Albertus membawa kita beroleh karuni yang kudus berupa kematian yang penuh sukacita serta mempersiapkan kita menuju ke Surga.

Banyak orang Katolik yang tidak sungguh-sungguh memahaminya sehingga mereka melewatkan kesempatan beroleh karunia yang demikin besar.

Setiap Sakramen yang ada memberikan anugerah dan rahmat yang luar biasa. Sakramen Baptis misalnya menghapuskan Dosa Asal maupun dosa-dosa yang kita lakukan di masa lalu sampai dengan saat dimana kita menerima Sakramen Baptis.

Sakramen Perkawinan menjadikan pria dan wanita sebagai suami dan istri. Melalui cara yang sama Sakramen Minyak Suci mempersiapkan seorang Kristiani menuju ke Surga dan melewatkan Api Penyucian.

Betapa bodohnya banyak orang atau keluarga yang menunda seseorang dalam kondisi sekarat untuk menerima Sakramen ini hingga sudah tidak ada waktu lagi baginya beroleh rahmat itu. Ingat bahwa keputusan ini akan menjadi keputusan abadi bagi yang bersangkutan.

Sarana VIII: Indulgensi
Tuhan melalui belaskasih-Nya yang tak terhingga telah menganugerahkan kepada kita sarana yang mudah untuk mengurangi masa tinggal dalam Api Penyucian atau bahkan membatalkannya sama sekali.

Mengetahui bahwa kita begitu lemah dan rentan terhadap dosa maka Ia membuka banyak jalan yang memungkinkan kita beroleh pengampunan.

Untuk sebuah doa singkat yang kita panjatkan Ia menganugerahkan pengampunan 100 atau 300 hari. Padahal dalam sehari kita bisa memanjatkan ratusan kali doa singkat hanya dengan berdoa:
“Hati Kudus Yesus aku percaya kepada Mu”
Bayangkan bahwa seandainya dalam satu hari kita memanjatkan doa ini seratus kali maka kita sudah beroleh 30.000 hari pengampunan dan jika kita ucapkan sebanyak 1000 kali kita sudah beroleh pegampunan 300.000 hari hanya dalam satu hari.

Sama sekali tidak sulit untuk mengucapkan doa kecil ini setiap hari dan sepanjang hari.

Sedangkan untuk setiap Doa Salam Maria melalui Rosario yang diucapkan dengan sungguh-sungguh kita akan beroleh 2.000 hari kegembiraan.

Selain itu ada juga Indulgensi Penuh yang memungkinkan kita terhindar dari Api Penyucian. Indugensi ini boleh kita pakai untuk diri kita sendiri ataupun ditujukan bagi jiwa-jiwa yang sedang berada di dalam Api Penyucian.

Baik Indulgensi Sebagian maupun Indulgensi Penuh mari kita berusaha untuk memperolehnya sebanyak mungkin.

Ordo Ketiga
Di luar sarana-sarana umum yang banyak dikenal dan telah disebutkan sebelumnya ada pula Ordo Ketiga yang anggotanya terus-menerus memanjatkan Misa dan Doa untuk semua orang.

Salah satunya adalah Ordo St. Dominikus. Para anggotanya secara terus menerus memanjatkan Misa dan Doa sepanjang hidup dan bahkan juga di Api Penyucian!

Mereka yang Mendoakan Jiwa-jiwa Beroleh Harapan untuk Menghindari Purgatorium
Jiwa-jiwa Suci yang terbebas oleh karena Misa ataupun Doa yang kita panjatkan akan juga mendoakan kita dengan keistimewaan yang tak dapat ditolak oleh Allah sendiri.

Dan salah satu doa yang mereka panjatkan adalah memohonkan pengurangan masa menjalani hari-hari dalam Api Penyucian atau menghindari Api Penyucian bagi teman-teman atau keluarganya.

Tak ada yang lebih tahu betapa menderitanya tinggal dalam Api Penyucian selain mereka yang pernah tinggal di dalamnya. Oleh karena itu jiwa-jiwa yang telah terbebas ini tahu bagaimana harus mendoakan keluarga dan teman-temannya agar terbebas dari proses ini.

  • Marilah kita memperhatikan apa yang kita lakukan untuk orang lain. Ketika kita mendoakan kebebasan bagi jiwa-jiwa tentulah Allah juga akan mendengar doa dari jiwa-jiwa yang telah terbebas berkat doa kita ketika mereka balik mendoakan kita.
  • Allah telah memberikan kepada kita hukum yang jelas: “Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu” Dalam konteks yang sama maka siapa yang berdoa bagi kebebasan jiwa-jiwa yang berada dalam Purgatorium akan beroleh pula pengurangan atau pembatalan dari Purgatorium. Sebaliknya barangsiapa tidak mendoakan jiwa-jiwa ini juga akan tinggal lebih lama dalam Purgatorium.
(Bersambung ke Bag. 3)