Senin, 08 November 2010

Widgets

on

Kepemimpinan Efektif: Kepentingan Siapa?

Ketika bicara mengenai keputusan efektif yang diambil oleh seorang pemimpin biasanya muncul pertanyaan: untuk membuat keputusan yang efektif kepentingan stakeholder manakah yang didahulukan?

Tentu setiap stakeholder memiliki kepentingan masing-masing yang bisa jadi berbeda satu sama lain demikian pula harapan mereka berbeda satu sama lain. Shareholders mungkin mengharapkan pengembalian tingkat investasi yang tinggi, karyawan mengharapkan suasana kerja yang dinamis sekaligus enumerasi yang memuaskan, sementara pelanggan memiliki harapan yang lain lagi.

Keputusan yang diambil tidaklah mungkin akan memuaskan semua pihak secara bersamaan dan memuaskan setiap pihak adalah sesuatu yang mustahil bahkan bagi seorang pemimpin/eksekutif terbaik sekalipun. Karenanya mengakomodir semua pihak justru menjadikan keputusan tidak lagi efektif.

Dalam membuat keputusan yang harus diakomodir adalah kepentingan organisasi. Seorang pemimpin harus terlebih dahulu bertanya apakah keputusan yang hendak diambilnya benar bagi organisasi? Apakah keputusan ini nantinya berdampak positif bagi organisasi?

Sekalipun mungkin keputusan itu tidak menguntungkan bagi shareholders ataupun karyawan secara langsung tetap harus diambil atas nama organisasi dan demi kepentingan organisasi.

Tentu saja bahwa shareholders dan karyawan memiliki peran dan kontribusi yang penting bagi organisasi namun demikian jika memuaskan salah satunya membahayakan organisasi sudah pasti keputusan tersebut akan merugikan seluruh stakeholders.

Dalam praktek di perusahaan keluarga misalnya Du Pont, seorang anggota keluarga bisa diangkat sebagai manajer hanya jika para eksekutif yang merupakan anggota keluarga ataupun non keluarga bersepakat bahwa orang tersebut benar-benar memiliki kemampuan yang dianggap superior.

Jadi dari praktek yang dilakukan Du Pont tersebut dapat dilihat bahwa bukan kepentingan pemilik (keluarga) yang didahulukan sebab mereka tahu ketika kepentingan pemilik didahulukan bisa sangat berbahaya bagi keberlangsungan organisasi secara keseluruhan.

Apa yang baik bagi stakeholder bisa jadi berbahaya bagi organisasi sementara apa yang baik bagi organisasi sudah pasti baik bagi stakeholder(s)


Pemimpin adalah juga manusia yang tak terlepas dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah mempertimbangkan kepentingan organisasi tidak menjamin bahwa keputusan tersebut tepat. Namun sebaliknya mengambil keputusan yang tidak mendahulukan kepentingan organisasi akan menjamin bahwa keputusan tersebut salah.