Jumat, 05 Desember 2008

Widgets

on

Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah: manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati

“Janganlah pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah: manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1 Sam 16:7)

Pada salah satu musim Britain’ s Got Talent (semacam Indonesian Idol) tak banyak orang memperhatikan sosok Paul Potts seorang yang berpenampilan rata-rata, tidak cukup menarik dan sering terlihat kikuk.

Ketika Potts mulai menyanyikan lagu “Nessun Dorma” milik Puccini para penonton benar-benar terpukau seolah tersihir oleh penampilan dan suaranya. Begitu terkesimanya hingga tak seorangpun dapat berkata-kata dan seakan terbawa ke dalam lagu tersebut.

Pada Surat Perjanjian Lama ketika Samuel diutus Tuhan untuk memilih seorang raja Samuel sempat berpikir bahwa Eliab yang berpenampilan gagah adalah seorang yang akan dipilih Tuhan untuk menjadi raja. Namun ternyata Daud yang paling bungsu dan berperawakan kecil-lah yang justru dipilih oleh Tuhan.

Daud pulalah yang pada akhirnya mengalahkan Goliath dan mengejutkan raja Saul. Kepada Samuel, Tuhan berfirman: “Janganlah pandang parasnya atau perawakannya yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah: manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1 Sam 16:7).

Akankah kita masih memandang dan menilai orang lain dari penampilan fisiknya semata? Jika Tuhan melihat hati mengapa kita harus melihat kepada penampilan semata? Apabila kita hanya menilai seseorang dari penampilan fisiknya semata maka bisa jadi kita kehilangan kesempatan untuk mengenali keindahan dalam hatinya.