Sabtu, 04 September 2010

Widgets

on

Mengatasi Stress Single Entrepreneur

Memulai dan menjalankan bisnis sendiri bisa menjadi tantangan yang menarik di samping memberikan kesempatan besar untuk meningkatkan pendapatan , namun bisa juga sangat menekan pada situasi tertentu. Terutama bagi Anda yang telah lama berprofesi sebagai karyawan bertahun-tahun.

Gejala munculnya tekanan biasanya berbentuk sikap cepat marah, cemas akan keberlangsungan bisnis ataupun kemampuan membayar pinjaman modal.. Keluarga di sisi lain dapat menjadi tekanan atau dukungan. Ketika keluarga memberikan pengetian dan dukungan maka akan menjadi tambahan energi yang mengurangi tekanan, namun sebaliknya jika keluarga tak cukup mengerti situasi yang dihadapi dalam dunia wirausaha maka tak jarang akan menambah tekanan.

Bagi pengusaha wanita usaha menyeimbangkan pekerjaan rumah tangga dengan bisnis tentu bisa menjadi tekanan lain. Ketika Anda bekerja dari rumah pekerjaan rumah tangga dapat mengalihkan fokus terhadap bisnis demikian pula sebaliknya bisnis Anda mungkin menyebabkan pekerjaan rumah tangga yang terkesampingkan.


Harus diakui bahwa sebagian besar wirausahawan/wati adalah mereka yang tidak terlalu suka mengurusi hal-hal detail (termasuk saya). Tak jarang kondisi yang memaksa melakukan atau memikirkan hal-hal detail turut menyumbangkan tekanan.

Begitu banyak faktor yang dapat menjadi pemicu stres ketika berwirausaha sementara kondisi tertekan menjadikan pengusaha tak mampu berfokus sepenuhnya pada bisnis.

Manajemen yang baik terhadap hubungan/relasi dalam keluarga melalui komunikasi merupakan hal penting dan terutama ketika Anda menjalankan usaha sendiri. Komunikasi dan relasi yang baik dalam keluarga akan banyak membantu Anda menghadapi tekanan.

Banyak terbukti bahwa wirausahawan sukses adalah mereka yang memiliki hubungan harmonis dengan pasangan dan anak-anaknya. Sebaliknya banyak wirausahawan gagal total adalah mereka yang tak memiliki hubungan harmonis terutama dengan pasangan. Bahkan dewasa ini banyak dari pebisnis yang menilai calon rekan bisnisnya dengan melihat relasi dalam keluarga inti mereka.

Pelihara hubungan baik dengan tetangga atau rekan-rekan dalam organisasi tempat Anda bergabung. Sebab tak jarang pula mereka menjadi pemberi rekomendasi usaha Anda.

Biasakan pula untuk menyimpan dokumen-dokumen secara terorganisir dalam kantor/tempat kerja Anda. Letakkan dokumen-dokumen pada tempat yang aman namun mudah diakses oleh Anda sendiri. Pastikan bahwa hanya Anda dan orang-orang yang dipercaya yang dapat mengakses data-data tersebut. Termasuk apabila data tersebut disimpan pada komputer buatlah folder-folder yang rapi, terstruktur sehingga tidak perlu mengingat kembali dimana file tersebut berada ketika diperlukan.

Sepele memang namun tak jarang bahwa bisnis memerlukan tindakan dan respon yang serba cepat, kesulitan menemukan file atau dokumen dapat menambah tekanan dalam diri Anda.

Buatlah rencana jangka pendek, menengah dan panjang untuk kemudian dipilah lagi menjadi rencana harian untuk menjalankan bisnis yang tentu telah disesuaikan dengan target yang hendak dicapai. Bila perlu tuliskan rencana harian Anda pada kertas yang tertempel pada pintu, lemari es atau apapun yang sering Anda lihat sehingga mengingatkan Anda mengenai hal-hal yang harus dilakukan.

Catat daftar aktivitas Anda dalam agenda untuk memastikan tidak ada hal-hal yang terlewatkan sekalipun kecil. Ingat bahwa sebagai pengusaha sekalipun skala kecil komitmen dan kedisplinan Anda akan dinilai oleh relasi baik pemasok maupun pelanggan. Komitmen dan kedisplinan bisa menjadi nilai plus maupun minus terhadap kepercayaan mereka.

Dan yang terutama adalah menjaga relasi Anda dengan Tuhan. Disiplin untuk berdoa, beribadat dan kontemplasi. Meditasi juga baik untuk dilakukan untuk memastikan keseimbangan yang baik antara pikiran dan hati. (Satrio)