Terus mengamati dan menggali peluang. Jarang pengusaha sukses yang hanya terus menekuni satu bidang selama bertahun-tahun. Umumnya mereka bukanlah orang yang suka mengurusi hal-hal detail sehingga ketika sebuah bisnis dirasa mulai berjalan segera mereka akan memercayakan kepada para profesional. Sedangkan dirinya sendiri siap menerjuni wilayah baru yang memerlukan keterampilan baru pula.
Insting bisnis-nya juga terus terasah seiring bertambahnya pengalaman dan keterampilan. Mereka mampu melihat peluang bahkan mungkin dari hal-hal kecil yang terlewatkan oleh orang lain. Mereka juga tak henti-hentinya menguji peluang baru yang hendak ditekuni untuk memastikan bahwa peluang tersebut selaras dengan tujuan yang hendak dicapainya.
Peluang baru diuji melalui berbagai pertanyaan pokok:
1. Seberapa besar tingkat peluangnya?
2. Apakah dirinya sungguh akan menikmati bidang usaha ini?
3. Keterampilan apa yang dibutuhkan?
4. Apakah dampaknya terhadap kondisi finansial?
5. Apakah dampaknya bagi keluarga (istri dan anak-anak)?
Jauh berbeda dari pandangan orang lain yang menilai mereka memutuskan sesuatu secara impulsif. Tidak sama sekali! Memang tampaknya demikian namun dalam dirinya penuh pertimbangan dan kewaspadaan. Meski demikian mereka tak juga membiarkan dirinya menjadi orang yang suatu hari akan berkata: “Seharusnya dahulu.....”
Pengusaha masa kinipun cenderung mempertimbangkan sungguh-sungguh dampak bisnisnya bagi istri/suami dan anak-anak.
Mengenali bisnisnya. Meski tak menyukai hal-hal detail namun para pengusaha sukses sungguh memahami bisnisnya baik internal maupun eksternal sekalipun telah dipercayakan pada para profesional. Mereka sungguh mengenai perkembangan bisnis dan lingkungannya, kompetitor dan pelanggan. Jadi jangan heran jika tiba-tiba seorang pemilik perusahaan datang dengan ide dan visi kepada para profesional yang menjalankan perusahaannya.
Percaya pada orang lain. Sekalipun memahami bisnisnya luar dalam namun tak berarti dirinya sulit percaya pada orang lain. Justru sebaliknya mereka tahu persis kapan saatnya harus memercayakan kepada orang lain dan kepada siapa hendak diberikan kepercayan itu.
Menabung dan bersenang-senang. Mereka sangat disiplin dalam menabung dan berinvestasi hingga tahan untuk menunda pembelian rumah, mobil dan sebagainya hingga benar-benar merasa sudah siap membuat pengeluaran. Meski demikian merekapun tahu saatnya bersenang-senang menikmati hasil pekerjaannya selama ini.
Memiliki standar. Sifat lain yang selalu dapat ditemui adalah bahwa mereka menetapkan standar-standar tertentu baik berkenaan dengan diri sendiri ataupun produk. Merekapun tak ragu memutuskan hubungan dengan pemasok bahkan pelanggan jika memang tak sesuai standar mereka. Demikian pula terhadap karyawan dan rekan bisnis. Tak jarang sikap inipun terbawa dalam hubungan keseharian di luar bisnis hingga mereka tak ragu pula memutuskan hubungan dengan orang-orang yang terbukti tak dapat dipercaya.
Menikmati bisnis. Selain memahami bisnis mereka juga menikmati apa yang mereka lakukan. Karenanya penting bagi mereka untuk bertanya pada diri sendiri apakah mereka akan menikmati sebuah bisnis sebelum memutuskan untuk menjalani. Merekapun yakin di dalam dirinya bahwa mereka sedang membangun sesuatu untuk masa depan.
Tepat waktu. Dalam hal ini memiliki artian luas bukan hanya tepat waktu dalam pertemuan namun juga tahu kapan saatnya bersenang-senang, kapan saatnya turun tangan mencampuri bisnis, kapan saatnya agresif dan bahkan kapan saatnya mundur.
Spesialisasi. Meski memahami bisnisnya namun merekapun mengakui bahwa mereka mungkin hanya sungguh-sungguh ahli dalam hal tertentu. Mereka paham arti spesialisasi vs generalisasi yaitu bahwa lebih baik menjadi sumur yang dalam ketimbang rawa yang dangkal. Artinya menguasai suatu bidang secara sungguh-sungguh ketimbang menguasai banyak hal namun dangkal.
Karenanya mereka tak ragu untuk menggunakan jasa profesional baik sebagai konsultan maupun manager. Dan mereka sungguh menghargai keahlian para profesional yang mendampinginya.
Jadi, apakah Anda memiliki mental untuk menjadi pengusaha sukses? (Satrio)
Selasa, 07 September 2010
on
10.37