Bulan Oktober bagi umat Katolik erat kaitannya dengan Devosi kepada Bunda Maria. Berbeda dengan bulan Mei yang banyak diisi kegiatan berziarah karena berkaitan dengan Pesta (Festum) Perawan Maria Mengunjungi Elizabeth (31 Mei), bulan Oktober dominan dengan kegiatan yang sifatnya internal dalam rangka membangun sikap doa khusuk melalui Rosario.
Meski dua bulan tersebut dikhususkan untuk penghormatan kepada Maria, tak berarti menggantikan/melampaui hormat dan pemuliaan kepada Yesus sebagai Juruselamat yang sesungguhnya. Tanpa Yesus Maria bukanlah siapa-siapa, tetapi keputusan Maria untuk menjawab “Ya” atas rencana keselamatan, itulah yang membuka jalan keselamatan bagi kita semua (Rm. Christianus Hendrik, Seputar Liturgi dan Perayaan Ekaristi Gereja Katolik Indonesia)
Bentuk Devosi kepada Bunda Maria sebenarnya bermacam-macam seperti ziarah, Novena Tiga Salam Maria, Legio Maria, Rosario dan masih banyak lagi. Devosi sendiri merupakan penghormatan yang tingkatnya ada di bawah Sakramen
Rosario merupakan bentuk devosi yang paling banyak dilakukan umat pada bulan Oktober baik secara pribadi maupun berkelompok (keluarga atau lingkungan) sebab tanggal 7 Oktober adalah Peringatan (Memoria) “Maria Ratu Rosario”.
“Rosario adalah kitab bagi mereka yang buta, di mana jiwa-jiwa melihat dan di sana ditampilkan drama kasih teragung yang pernah dikenal dunia; Rosario adalah kitab bagi mereka yang sederhana, yang menghantar mereka masuk ke dalam misteri-misteri dan pengetahuan yang lebih memuaskan hati dari pendidikan manusia; Rosario adalah kitab bagi mereka yang lanjut usia, yang matanya tertutup terhadap bayang-bayang dunia ini dan terbuka pada dunia mendatang. Kuasa rosario melampaui kata-kata.” (Uskup Agung Fulton Sheen, dikutip Rm William P. Saunders dalam Asal-usul Rosario)